“Mungkin kali ini kau masih berdiri disana. Menatapku
sayu dan kecewa.
Atau tengah terisak melihat sejuta kekurangan yang
kumiliki sekarang
Ditengah derai hujan,bibir mungilmu merapalkan sebuah
kata – kata
Yang suaranya takkan pernah bisa kudengar lagi
Saat ini,esok,lusa atau bahkan selamanya”
Dulu,dulu,mungkin seseorang pernah merasa dirinya pernah
mencapai misi yang ia tetapkan. Mungkin,semasa mereka masih anak – anak.
Kebanyakan para orang dewasa menyesali apa yang tak bisa lakukan dimasa lalu.
Sebagian besar remaja rindu akan masa kecilnya. Saat mereka berlarian ditanah
lapang,atau bahkan saat mereka tak sengaja mengunyah tanah tanpa ada yang
memarahi.
Saat kau menyadarinya,mungkin saat itu kau sadar,‘dia’ memandangimu dari tempatnya yang
nun jauh disana. Sesekali ia tersenyum sumringah,khawatir,marah dan berkali –
kali ingin meraihmu yang sudah tak bisa dijangkaunya. Ia yang selalu terisak
saat kau salah arah,yang bahkan mungkin berkali – kali berteriak saat harga
dirimu jatuh. Berusaha berkomunikasi denganmu,menggerakkan bibir mungilnya yang
mungkin telah membiru.
Kau ingat?
Mungkin suatu hari kau pernah
mengucap janji,yang mungkin tak pernah bisa kau tepati. Saat sebagian dirimu
berusaha melupakannya,’dia’ masih tetap disana menampung janji dan penyesalanmu.
‘Dia’ akan
selalu bahagia saat kau menemukan hal yang pernah kau impikan. Tersenyum disaat
kau membaur dengan orang – orang baru yang – mungkin – menyayangimu. Dia tetap disana,terkadang kau bisa
melihatnya dalam memori yang telah dipendam oleh sudut otakmu,berusaha mengucap
sebuah kata – kata yang sering kau senandungkan,namun takkan pernah bisa kau
dengar lagi suaranya.
Ya.
‘Dia’ akan
selalu mengawasimu,selalu berusaha menggapaimu. Ia tidak meninggal,ataupun
lenyap. Bukan juga tak terlihat,tapi kadang keberadaanya ditolak. Ia adalah
bagian dari hidup yang sudah tersegel rapi dalam space storage otak. Karena ‘dia’
adalah bayangan masa lalumu. “Kau Sahabat Terbaikku”
0 komentar:
Posting Komentar